DOLAN NDESO BORO
Ada banyak paket wisata anak bernuansa petualangan alam bebas yang unik ditawarkan untuk mengasah kepedulian dan kecintaan mereka terhadap bumi dan alam sekitarnya. Namun atraksi outbound yang istimewa di Dolan Ndeso Boro ini menawarkan ekstra petualangan.
Diapit 3 aliran sungai; Kali Gedhe, Kali Boro, dan Selokan Mataram Boro, obyek wisata Dolan Ndeso Boro yang beralamat di Desa Banjar Asri, Kecamatan Kali Bawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini, seakan menjadi magnet unik bagi warga perkotaan untuk mengunjunginya.
Tak hanya menawarkan wisata outbond, Dolan Ndeso Boro yang baru diresmikan pada April 2011 lalu, menawarkan serangkaian pilihan unik berwisata, mulai wisata agro, budaya, dan religi.
Saat ini, pilihan wisata outbond dengan suasana pedesaan bisa didapat di banyak tempat, tetapi, tapi tak banyak yang bisa menawarkan sesuatu yang bernilai historis seperti yang dimiliki Dolan Ndeso Boro.
Menempati kawasan seluas 3 hektare di tengah persawahan yang berada di lereng Pegunungan Menoreh, hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Candi Borobudur, itu tentu sudah sebuah nilai lebih dari "Dolan Ndeso". Apalagi, lokasinya amat berdekatan dengan tempat tetirah umat Katolik paling besar di DIY, yakni Gua Maria Sendangsono yang didirikan oleh Romo Franthelar, romo pertama yang membawa agama Katolik ke lereng pegunungan Menoreh ini.
"Dan di Kali Gedhe-lah, tempat yang digunakan oleh Romo Franthelar untuk membaptis 5 orang Katolik pertama di pegunungan Menoreh ini. Dan yang perlu dicatat, agama Islam di sini tetap tumbuh dengan baik. Akulturasi yang alami, menjadi daya tarik yang tak habis-habis dari desa ini," demikian kata salah satu pengelola Dolan Ndeso Boro, Suhartono, saat ditemui Koran Jakarta di pendopo Dolan Ndeso, awal pekan ini.
Demikianlah, meski Boro hanyalah nama dusun kecil di Kabupaten Kulonprogo DIY, namun, namanya sudah dikenal luas secara nasional sebagai pusat aktivitas agama Katolik. Ribuan umat Katolik tiap tahunnya banyak mengunjungi Sendang Sono.
Jadi, berkunjung ke Dolan Ndeso Boro, tak hanya rangkaian sensasi outbond dan mainan di sawah yang bisa dinikmati, melainkan juga bisa mendalami apa makna akulturasi yang damai yang diadaptasikan dalam keseharian warga desa di sini.
Detektif Air
Sebagai sebuah tempat wisata pedesaan, Dolan Ndeso Boro menawarkan 4 pilihan paket wisata. Yakni, Paket Petualang Cilik, Live In, Outbond, dan Paket Pulang ke Desa.
Namun, pilihan paket itu bukan merupakan paket yang kaku, karena sebenarnya, pengelola Dolan Ndeso lebih terbuka dan fleksibel untuk memenuhi apapun tujuan dari keinginan pelancong yang datang.
Paket Petualang Cilik secara khusus dibikin untuk anak-anak usia sekolah dasar yang menggabungkan serangkaian aktivitas cinta alam, cinta budaya, dan detektif air.
Cinta alam, anak-anak akan diajak beraktivitas menjadi petani, mulai dari membajak sawah hingga bercocok tanam. Cinta budaya, anak-anak akan bersama-sama mengolah imajinasi dan keterampilannya dengan membuat memedi sawah. Setelah jadi, akan diadakan karnaval keliling kampung sebelum memedi sawah tersebut ditancapkan di sawah warga.
Sedangkan detektif air, anak-anak diajak main air merupakan aktifitas kesukaan setiap anak-anak yang berkunjung. Namun di Dolan Ndeso, hal itu dikonsep menjadi pendidikan cinta lingkungan dengan menyusupkan permainan mengumpulkan binatang di Kali Gedhe, untuk menguji kualitas air di sungai tersebut berdasarkan binatang yang tumbuh di sana.
Untuk mendapatkan paket berdurasi 6 jam ini, diperlukan minimal 20 anak dengan biaya 60 ribu rupiah per anak, sudah termasuk makan siang, snack dan minum.
Untuk aktifitas outbond, ada harga mahasiswa 60 ribu rupiah per orang, dan 100 ribu rupiah untuk corporate. Untuk corporate biayanya lebih mahal karena paket outbond-nya memerlukan instruktur khusus yang sesuai dengan tujuan perusahaan mengadakan outbond.
Paket Pulang ke Desa dan paket Live In hampir mirip, yakni ada interaksi dengan masyarakat sekitar. Yang membedakan, kalau Live In ini ada acara menginap di rumah-rumah penduduk, sedang Pulang ke Desa tak disertai acara menginap. Hanya saja, kegiatannya hampir mirip yakni mengalami menjadi orang desa.
Di Dolan Ndeso, juga bisa menikmati kesenian Gejog Lesung yang memang masih hidup di warga sekitar. Jika memang musim panen, kita bisa nikmati gratis gejog lesung tersebut. Jika tak sedang musim, kita bisa datangkan Gejog Lesung ke pendopo Dolan Ndeso dengan biaya yang tak mahal. Begitu juga dengan Shalawatan dan Shalawatan Katolik yang masih lestari di desa ini.
Ada banyak paket wisata anak bernuansa petualangan alam bebas yang unik ditawarkan untuk mengasah kepedulian dan kecintaan mereka terhadap bumi dan alam sekitarnya. Namun atraksi outbound yang istimewa di Dolan Ndeso Boro ini menawarkan ekstra petualangan.
Diapit 3 aliran sungai; Kali Gedhe, Kali Boro, dan Selokan Mataram Boro, obyek wisata Dolan Ndeso Boro yang beralamat di Desa Banjar Asri, Kecamatan Kali Bawang, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini, seakan menjadi magnet unik bagi warga perkotaan untuk mengunjunginya.
Tak hanya menawarkan wisata outbond, Dolan Ndeso Boro yang baru diresmikan pada April 2011 lalu, menawarkan serangkaian pilihan unik berwisata, mulai wisata agro, budaya, dan religi.
Saat ini, pilihan wisata outbond dengan suasana pedesaan bisa didapat di banyak tempat, tetapi, tapi tak banyak yang bisa menawarkan sesuatu yang bernilai historis seperti yang dimiliki Dolan Ndeso Boro.
Menempati kawasan seluas 3 hektare di tengah persawahan yang berada di lereng Pegunungan Menoreh, hanya berjarak sekitar 15 kilometer dari Candi Borobudur, itu tentu sudah sebuah nilai lebih dari "Dolan Ndeso". Apalagi, lokasinya amat berdekatan dengan tempat tetirah umat Katolik paling besar di DIY, yakni Gua Maria Sendangsono yang didirikan oleh Romo Franthelar, romo pertama yang membawa agama Katolik ke lereng pegunungan Menoreh ini.
"Dan di Kali Gedhe-lah, tempat yang digunakan oleh Romo Franthelar untuk membaptis 5 orang Katolik pertama di pegunungan Menoreh ini. Dan yang perlu dicatat, agama Islam di sini tetap tumbuh dengan baik. Akulturasi yang alami, menjadi daya tarik yang tak habis-habis dari desa ini," demikian kata salah satu pengelola Dolan Ndeso Boro, Suhartono, saat ditemui Koran Jakarta di pendopo Dolan Ndeso, awal pekan ini.
Demikianlah, meski Boro hanyalah nama dusun kecil di Kabupaten Kulonprogo DIY, namun, namanya sudah dikenal luas secara nasional sebagai pusat aktivitas agama Katolik. Ribuan umat Katolik tiap tahunnya banyak mengunjungi Sendang Sono.
Jadi, berkunjung ke Dolan Ndeso Boro, tak hanya rangkaian sensasi outbond dan mainan di sawah yang bisa dinikmati, melainkan juga bisa mendalami apa makna akulturasi yang damai yang diadaptasikan dalam keseharian warga desa di sini.
Detektif Air
Sebagai sebuah tempat wisata pedesaan, Dolan Ndeso Boro menawarkan 4 pilihan paket wisata. Yakni, Paket Petualang Cilik, Live In, Outbond, dan Paket Pulang ke Desa.
Namun, pilihan paket itu bukan merupakan paket yang kaku, karena sebenarnya, pengelola Dolan Ndeso lebih terbuka dan fleksibel untuk memenuhi apapun tujuan dari keinginan pelancong yang datang.
Paket Petualang Cilik secara khusus dibikin untuk anak-anak usia sekolah dasar yang menggabungkan serangkaian aktivitas cinta alam, cinta budaya, dan detektif air.
Cinta alam, anak-anak akan diajak beraktivitas menjadi petani, mulai dari membajak sawah hingga bercocok tanam. Cinta budaya, anak-anak akan bersama-sama mengolah imajinasi dan keterampilannya dengan membuat memedi sawah. Setelah jadi, akan diadakan karnaval keliling kampung sebelum memedi sawah tersebut ditancapkan di sawah warga.
Sedangkan detektif air, anak-anak diajak main air merupakan aktifitas kesukaan setiap anak-anak yang berkunjung. Namun di Dolan Ndeso, hal itu dikonsep menjadi pendidikan cinta lingkungan dengan menyusupkan permainan mengumpulkan binatang di Kali Gedhe, untuk menguji kualitas air di sungai tersebut berdasarkan binatang yang tumbuh di sana.
Untuk mendapatkan paket berdurasi 6 jam ini, diperlukan minimal 20 anak dengan biaya 60 ribu rupiah per anak, sudah termasuk makan siang, snack dan minum.
Untuk aktifitas outbond, ada harga mahasiswa 60 ribu rupiah per orang, dan 100 ribu rupiah untuk corporate. Untuk corporate biayanya lebih mahal karena paket outbond-nya memerlukan instruktur khusus yang sesuai dengan tujuan perusahaan mengadakan outbond.
Paket Pulang ke Desa dan paket Live In hampir mirip, yakni ada interaksi dengan masyarakat sekitar. Yang membedakan, kalau Live In ini ada acara menginap di rumah-rumah penduduk, sedang Pulang ke Desa tak disertai acara menginap. Hanya saja, kegiatannya hampir mirip yakni mengalami menjadi orang desa.
Di Dolan Ndeso, juga bisa menikmati kesenian Gejog Lesung yang memang masih hidup di warga sekitar. Jika memang musim panen, kita bisa nikmati gratis gejog lesung tersebut. Jika tak sedang musim, kita bisa datangkan Gejog Lesung ke pendopo Dolan Ndeso dengan biaya yang tak mahal. Begitu juga dengan Shalawatan dan Shalawatan Katolik yang masih lestari di desa ini.
Yang Hobby mancing dan ber wisata di Kulon Progo , Beli alat pancing lengkap di JOGJA PANCING
BalasHapusJual Joran, Reel, Tegek, Senar, Umpan dll
http://www.jogjapancing.com/